أنت ومالك لأبيك
“Engkau dan Hartamu Milik Ayahmu.” (HR. Ibnu Majah)
Diantara kewajiban yang ditekankan oleh Allah dengan penekanan yang tegas adalah berbakti kepada Ayah.
Sebagian orang hanya fokus untuk berbakti kepada ibu. Tentu ini hal yang sangat baik, yang jadi permasalahan adalah jika lalai dan lupa untuk berbakti kepada Ayah
Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam “Engkau (yaitu diri dan jiwamu, tubuh serta ragamu) dan hartamu milik ayahmu” (HR. At-Tabhrani dan Al-Baihaqi)
“Ayah adalah pintu surga yang paling tengah, maka jagalah” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Ibnu Hibban dishahihkan oleh Albani di As-Shahihah)
Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember, sedangkan Hari Ayah jatuh pada 12 November.
Perlu diketahui, seorang ibu disebut sebagai pribadi yang melahirkan anak-anaknya dan mendapat penghargaan dengan cara memperingatinya di Hari Ibu Nasional .
Tak hanya itu, sosok ayah pun dinilai penting juga untuk mendapat penghargaan yang sama dengan sebuah peringatan, yaitu pada Hari Ayah Nasional pada 12 November.
Tak dipungkiri lagi, seorang ayah memiliki peranan sangat penting dalam sebuah keluarga.
Ayah memiliki posisi yang terbilang sejajar dengan ibu. Selain itu sosok ayah memiliki peran sebagai kepala rumah tangga, pemberi nafkah, pelindung, dan masih banyak lagi.
Sehingga, tercetuslah peringatan Hari Ayah Nasional yang dicetuskan untuk pertama kali di Solo pada 2016 lalu.
Hari Ayah Nasional lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas Agama dan Budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) di Indonesia.
Awalnya PPIP menyelenggarakan sayembara menulis surat untuk ibu pada peringatan Hari Ibu Nasional di Solo pada 2014 lalu.
Kemudian, acara tersebut pun akhirnya berhasil mendapat sambutan cukup baik dari para peserta.
Secara tak terduga, kejadian mengejutkan terjadi setelah acara selesai, ada pertanyaan yang tak disangka-sangka dari salah satu peserta.
“Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi,” tanya salah seorang peserta sayembara tersebut.
Lalu, atas pertanyaan tersebut, PPIP akhirnya berusaha mencari tahu mengenai informasi peringatan Hari Ayah di Indonesia.
Hal tersebut mereka telusuri sampai pihakya melakukan audiensi ke DPRD kota Surakarta. tetapi didapati nihil.
Usai melalui kajian yang cukup panjang, PPIP akhirnya menggelar deklarasi dan menetapkan tanggal 12 November sebagai Hari Ayah Nasional.
Dimana diketahui, pada deklarasi tersebut juga bertepatan dengan perayaan Hari Kesehatan Nasional.
Demi memperingati Hari Ayah Nasional tanggal 12 November ini, setiap tahunnya memang menjadi hari yang spesial untuk sosok ayah.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam merayakan Hari Ayah Nasional, termasuk memberi ucapan selamat.
Kenangan masa kecil yang sering terlupakan
Ibumu (yang selama sembilan bulan) mengandungmu dalam keadaan lemah, dan semakin bertambah kelemahannya, dengan kesakitan yang selalu dialaminya, semakin engkau tumbuh maka semakin terasa berat yang dirasakannya dan semakin lemah tubuhnya.
Kemudian tatkala akan melahirkanmu ia mempertaruhkan nyawanya dengan sakit yang luar biasa, ia melihat kematian dihadapannya namun ia tetap tegar demi engkau.
Tatkala engkau lahir dan berada di sisinya maka hilanglah semua rasa sakit itu, ia memandangmu dengan penuh kasih sayang, ia meletakkan segala harapannya kepadamu.
Kemudian ia bersegera sibuk mengurusmu siang dan malam dengan sebaik-baiknya dipangkuannya, makananmu adalah susunya, rumahmu adalah pangkuannya, kendaraanmu adalah kedua tangannya.
Ia rela untuk lapar demi mengenyangkanmu, ia rela untuk tidak tidur demi menidurkanmu, ia mendahulukan kesenanganmu di atas kesenangannya.
Ia sangat sayang kepadamu, sangat mengasihimu.
Engkau menganggapnya adalah segalanya jika ia berada di sisimu, jika ia tidak berada di sisimu maka hanya ialah yang engkau panggil-panggil namanya, engkau tidak akan tenang dan berhenti dari tangismu hingga engkau melihatnya, jika mendapati hal yang tidak engkau sukai maka engkau segera melaporkan kepadanya dan meminta pertolongannya, engkau menganggap seluruh kebaikan berada padanya, dan engkau menyangka jika ia telah memelukmu didadanya atau jika engkau tahu bahwa ia sedang mengawasimu maka tidak akan ada kejelekan yang bisa menimpamu.
Hatinya selalu sibuk memikirkanmu, ia menjadikan Robb-mu sebagai penjagamu dan pemeliharamu, ia merasakan bahwasanya engkau adalah belahan jiwanya, oleh karena itu seluruh harapannya ia letakkan kepadamu dan kehidupannya adalah demi keberhasilanmu.
Adapun ayahmu, ia bekerja dan berusaha dengan susah payah karenamu, ia mencegahmu dari kesulitan hidup sebisa mungkin, berulang-ulang ia pergi jauh demi menafkahimu, ia keluar di pagi hari dan kembali di petang hari demi engkau.
Demikianlah kedua orangtuamu menghadapi keletihan dan susah payah demi engkau, namun kecintaan mereka kepadamu telah tertanam di dalam hati mereka, mereka berusaha semampu mereka sekuat mereka untuk membahagiakanmu, engkaulah penyejuk mata mereka, engkaulah buah hati mereka, engkaulah harapan masa depan mereka. Mereka tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang yang telah susah payah mereka dapatkan untuk mengobatimu jika engkau sakit, dan mereka rela mengeluarkan harta mereka jika engkau yang meminta demi untuk menyenangkanmu, engkau hidup dan tumbuh di bawah naungan mereka dan bimbingan mereka.