Keutamaan Sholat Subuh Dalam Kajian Gerakan Shalat Subuh Berjama’ah di Masjid Raya Baiturrahman Semarang

Ahad, 11 Agustus 2024 pengurus Masjid Raya Baiturrahman mengadakan Program gerakan shalat subuh berjamaah. Program gerakan shalat subuh berjamaah tersebut dilaksanakan setiap bulan di Pekan awal.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang shalat utama dimulai dengan shalat tahajjud dan diikuti oleh semua pengurus, para jamaah sekitar dan santri-santri dari Panti Asuhan Riyaadlul Jannah kurang lebih 35 anak.

Adapun yang bertugas menjadi Imam shalat subuh yaitu Dr. KH. Anasom, M. Hum dan Tausiah oleh Ustadz Riyadh Ahmad Al-Hafidz(pengasuh pondok pesantren DOAQU)

Setelah jamaah shalat subuh selesai Ustadz Riyadh Ahmad Al-Hafidz memulai Tausiyahnya dengan mengajak para jama’ah agar lebih banyak bersyukur, karena masih diberikan kesehatan dan kesempatan yang sangat luar biasa sedangkan diluar sana banyak yang hidup penuh dengan kesusahan bahkan harus memerlukan biaya agar tetap bertahan hidup. Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa orang yang sudah meninggal mengharapkan agar bisa hidup kembali untuk memperbaiki amal solihnya.

Beliau menjelaskan beberapa keutamaan sholat fajar, yaitu:
1. Semakin jauh jalan tempuh ke Masjid lebih utama.
2. Setiap langkah seseorang yang ingin pergi sholat berjamaah, maka akan di naikkan derajatnya dan dihapus dosanya. Baik itu dalam perjalanan berangkat maupun perjalanan pulang.
3. Seseorang yang ingin pergi sholat fajar berjamaah, maka setiap langkahnya akan dihitung shodaqoh.
4. Orang yang paling besar ganjarannya dalam sholat fajar berjamaah, yaitu orang yang paling jauh
5. Orang yang datang lebih dulu untuk melaksanakan sholat fajar dan menunggu imam datang, itu lebih besar ganjarannya dari pada orang yang datang saat adzan langsung sholat.

Beliau juga menceritakan tentang sahabat Sya’ban ketika detik-detik sebelum dirinya meninggal dunia. Sahabat Sya’ban ini meneriakkan tiga buah kalimat yang di tafsirkan oleh Rasulullah SAW.

1. “Kalau tau begini, mestinya yang bagus.”,
Rasulullah menjelaskan kepada keluarga sahabat Sya’ban. Pada saat almarhum masih hidup, beliau pernah saat diperjalanan ingin ke masjid sambil membawa dua jubah, yang satu masih bagus dan yang satu sudah lusuh. dan ditengah jalan mertemu dengan seseorang yang sedang kedinginan. Pada saat kejadian jeritan ini, almarhum diperlihatkan surga yang sangat indah karena memberikan sebuah jubah yang sudah lusuh. Namun beliau juga diperlihatkan surga yang lebih indah lagi apabila beliau memberikan jubah yang masih bagus.

2. “Kalau tau begini, mestinya semua.”,
Diceritakan oleh Rasulullah. Pada saat almarhum masih hidup, beliau pernah ingin melaksanakan buka puasa. dan datang seseorang yang meminta-minta padanya. Pada saat kejadian jeritan ini, almarhum diperlihatkan surga yang indah karena memberikan setengah dari makanannya. Namun beliau juga diperlihatkan surga yang lebih indah lagi apabila beliau memberikan utuh makanannya kepada orang yang meminta-minta tadi.

“Kalau tau begini, mestinya yang lebih jauh.”
Rasulullah menjelaskan. Bahwa pada saat almarhum masih hidup, beliau selalu menempuh jalan selama dua jam saat ingin sholat berjamaah di masjid dengan berjalan kaki. Pada saat kejadian jeritan ini, almarhum diperlihatkan surga yang indah hanya dengan modal dua jam perjalanan ke masjid semasa hidupnya. Namun beliau juga diperlihatkan surga yang lebih indah lagi apabila beliau menempuh jarak yang lebih jauh lagi.

Selesai tausiah ditutup dengan shalawat dan dilanjutkan ramah tamah dengan menu bubur kacang hijau.