Gerakan Shalat Subuh Berjamaah Di Masjid Baiturrahman

Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafiq adalah Shalat Isya’ dan shalat Subuh, Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, Niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun merangkak. ( HR. Bukhori ).

Shalat Subuh adalah Shalat yang pali Istimewa diantara Shalat – shalat lainnya, bahkan di dalam adzannya pun berbeda dengan adzan Shalat lainnya yaitu ada tambahan “Assholaatu Khoirum Minan Naum ” yang artinya : Shalat lebih baik daripada tidur. Sehingga dalam menunaikannya harus kuat melawan rasa kantuk dan melawan udara dingin. Karena beratnya melaksanakan Shalat Subuh secara berjamaah maka ada banyak sekali keutamaan diantaranya :

  1. Terbebas dari Sifat Munafiq
  2. Disaksikan Malaikat
  3. Dilapangkan Rezeki
  4. Shalat Subuh adalah penyelamat dari Neraka.

Melihat betapa pentingnya Shalat Subuh berjamaah maka Bidang Ketakmiran di Masjid Raya Baiturrahman menggelar gerakan Shalat Subuh berjaah setiap sebulan sekali di minggu awal. seperti yang dilaksanakan pada tanggal 01 November 2020. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Utama Shalat berjamaah dan di ikuti oleh  pengurus Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam ( YPKPI ) Masjid Raya Baiturrahman, Para Musafir, Warga Sekitar dan Santri – santri dari Panti Asuhan Riyaadlul Jannah.

Setelah pelaksanaan Shalat Subuh berjaah dilanjutkan dengan Tausiah oleh dr. H. Affandi Ichsan Sp.PK (K)KKV M.Ag

Dalam hal ini beliau menyampaikan tentang Covid 19 dari 3 unsur :

  1. Sejarah perkembangannya
  2. Pandangan Islam
  3. Sikap Nabi dalam menghadapi Pandemi.

Virus Corona sudah ada sejak tahun 1960 hanya saja saat itu hanya menjadi penyebab flu biasa. Tahun 2002 ada di china yang di kenal dengan sar Covid. Tahun 2012 ada di daerah timur tengah yang disebabkan dari onta dan Tahun 2019 berawal dari Wuhan yang Virusnya lebih hebat dan dapat menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan hari, Mengancam kehidupan di seluruh dunia termasuk Islam, Bahkan di negara Arab pelaksanaan Ibadah Umroh dan Haji di tutup.

Sedangkan menurut pandangan Islam dengan adanya pandemi Covid19 umat Islam dituntut agar megkaji kembali Al Qur’an dimana sudah ada keterangan tentang hal tersebut diantaranya memperhatikan kebersihan dengan merujuk pada surat Al Mudatsir ayat  4 yaitu وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ  yang artinya ; dan Pakaianmu Bersihkanlah.  Selanjutnya menjalankan Protokol kesehatan, makan makan bergizi, olahraga, memperbanyak Istigfar, dan memperbanyak baca Shalawat.

Adapun adanya pandemi ini dulu jaman Nabi Muhammad juga sudah ada, kemudian 7 tahun setelah Wafatnya Nabi ( Pandemi Syiria ) dan dalam masa kepemimpinan Umar Bin Khattab ( Pandemi di Syam ).

Nabi Muhammd menganjurkan agar tetap berada dirumah selama dalam masa pandemi berlangsung, merujuk dalam sebuah hadits : Dari Aisyah RA , ia berkata : Aku bertanya kepada Rasulullah SAW perihal Tha’un, lalu Rasululah memberitahuakanku, dahulu Tha’un adalah Azab yang Allah turunkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi yang beriman. Maka tiada seorang pun yang tertimpa Tha’un, kemudian ia menahan diri dirumah dengan sabar serta mengharapkan ridhaNya seraya menyadari bahwa Tha’un tidak akan menimpanya selain telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang mati syahid ( HR. Bukhori, Nasa’i dan Ahmad ).

Setelah Tausiah selesai dilanjutkan ramah tamah dengan menu bubur kacang hijau untuk sarapan. ( Abd )