ESQ (Emotional Spiritual Quotient) : Melatih Kecerdasan Emosi

ESQ  (Emotional Spiritual Quotient) dicetuskan oleh
Ary Ginanjar Agustian tujuannya adalah untuk memberi kesadaran kepada
masyarakat tetang rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual. Sejak
awal dicetuskannya, ESQ berkembang pesat dan merambah berbagai kalangan
masyarakat Indonesia dan mancanegara. Hingga saat ini kegiatan-kegiatan ESQ
terus berjalan secara kontinyu, salah satunya melalui kegiatan seminar.

Beberapa bulan
yang lalu, telah dilaksanakan Seminar ESQ di Hotel Pandanaran hari Sabtu dan
Minggu (3-4 Desember 2016). Tak ketinggalan pengasuh dan beberapa anak asuh
kami juga menjadi peserta pada kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilakukan dalam
rangka memberi kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengendalikan emosi
& pengendalian diri, sering kita mengikuti emosi kita dalam melakukan
sesuatu, di dalam seminar ini peserta diajak untuk lebih menggunakkan kata hati
kita daripada emosi, bukan hanya itu saja tetapi peserta seminar juga dibekali keasadaran
tentang tujuan hidup di dunia ini bahwa kita hidup di dunia ini semata-mata
hanya untuk Allah SWT, selama ini kita selalu tergila-gila dengan kehidupan
dunia padahal kita seharusnya memanfaatkan kehidupan di dunia ini hanya untuk
mencari ridho Allah SWT dan berharap akan meraih hidup yang lebih baik di
akhirat kelak, selanjutnya peserta juga diajak untuk lebih mencintai Nabi
Muhammad SAW dan orang tua, pada acara seminar ini kita disajikan kisah-kisah
perjuangan Nabi Muhammad SAW dan kisah ketika ajal menjemput manusia yang
paling sempurna ini yaitu Nabi Muhammad SAW, selain itu juga ditampilkan perjuangan
seorang ibu dalam mengandung serta perjuangan seorang ayah dalam menafkahi
kita, pada acara seminar ini tidak sedikit peserta yang meneteskan air mata
menyimak kisah-kisah tersebut, kisah-kisah yang dapat menyadarkan kita tentang
tujuan hidup, Nabi Muhammad SAW, dan orang tua, kisah ini disampaikan dengan menarik
oleh Yus Ibnu Yasin, peserta tidak hanya dibuat menangis tapi juga dibuat
tersenyum dan tertawa olehnya.

Dengan
mengikuti kegiatan tersebut diharapkan para peserta terutama anak asuh kami
mampu mengendalikan emosi dan pengendalian diri dengan kolaborasi kecerdasan spiritual
tanpa mengesampingkan kecerdasan intelektual. (Alifroni)