Oleh Prof KH Ahmad Satori Ismail
Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan.
Di antaranya, Rasulullah SAW lebih bersemangat dalam menunaikan berbagai
macam ibadah dibandingkan hari-hari lainnya. (HR Muslim). Dalam hadis
lain disebutkan, bila memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, Nabi SAW
menyingsingkan lengan baju, menghidupkan seluruh malamnya, dan
membangunkan keluarganya. (HR Bukhari. Lih. Shahih Bukhari Juz II hal
711).
Menyingsingkan lengan baju maknanya siap beribadah dengan
sungguh-sungguh lebih dari biasanya atau tidak mengumpuli istrinya demi
konsentrasi untuk shalat dan zikir. Rasulullah SAW menghidupkan seluruh
malamnya dengan qiyam, tilawatul Quran, zikir dengan hati, lisan, dan
anggota badan karena mulianya malam-malam ini dan untuk menanti Lailatul
Qadar.
Amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah pada malam-malam
10 terakhir adalah pertama, menghidupkan malam-malamnya untuk
beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain. Dalam riwayat an-Nasa’i dari
Siti Aisyah ia berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah SAW membaca
Alquran atau shalat sepanjang malam sampai pagi selain bulan Ramadhan.”
Kedua,
membangunkan keluarganya untuk menegakkan shalat. Sebagaimana
diriwayatkan Bukhari dari Siti Aisyah, Rasul SAW membangunkan keluarga
di malam hari bukan khusus pada bulan Ramadhan saja, tetapi pada 10 hari
terakhir lebih rajin dan bersegera untuk membangunkan keluarga. Sufyan
ats-Tsauri mengatakan, “Apabila memasuki 10 hari terakhir beliau
bertahajud, bersungguh- sungguh, dan membangunkan keluarganya dan
anak-anaknya untuk shalat bila mereka mampu.”
Ketiga,
menyingsingkan lengan baju untuk beribadah sebagaimana dijelaskan dalam
hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Maksud nya, beliau menjauhi istrinya
agar tekun beribadah dan ketaatan untuk membersihkan jiwanya dari
berbagai kotoran sehingga hatinya naik ke alam malakut.
Keempat,
menunaikan iktikaf di masjid. Rasulullah senantiasa beriktikaf di 10
hari terakhir sampai beliau wafat. (HR Bukhari dan Muslim). Beliau
beriktikaf untuk menggapai Lailatul Qadar, tekun secara total untuk
menghidupkan malam-malamnya dalam munajat, zikir, dan berdoa. Beliau
mengkhususkan tikar yang agak jauh dari yang lain agar lebih khusyuk.
Kelima,
di antara amalan penting lainnya adalah tilawatul Quran dengan tadabur
dan khusyuk. Beliau mengkhatamkan Alquran minimal dua kali pada bulan
Ramadhan.
Para ulama salaf sangat tekun untuk membaca Alquran.
Al-Aswad bin Yazid selalu mengkhatamkan Alquran dalam enam hari bila
masuk Ramadhan mengkhatamkannya tiga hari, dan bila masuk 10 hari
terakhir mengkhatamkannya setiap malam. Imam As-Syafi’i selalu
mengkhatamkan Alquran setiap hari pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Rasulullah
sudah memberikan contoh untuk mengoptimalkan10 hari terakhir Ramadhan.
Demikian juga, dengan para salafus saleh. Sudah selayaknya, kita sebagai
umat Islam mengikuti petunjuk ini dan memanfaatkan serta memaksimalkan
hari-hari terakhir di bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Baik dengan berzikir, iktikaf, tadarus Alquran, shalawat, ataupun
lainnya.