Hadist Shahih Ramadhan

1. Berpuasa Ramadhan menghilangkan dosa-dosa yang lalu

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka
akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)

2. Diampuni dosa di antara Ramadhan ke Ramadhan

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ

“Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan ramadhan ke
Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi
dosa-dosa besar.” (HR. Muslim No. 233)

3. Dibuka Pintu Surga, Dibuka pinta Rahmat, Ditutup Pintu Neraka, dan Syetan dibelenggu

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَان فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِين

“Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup
pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu.” (HR. Muslim No. 1079)

Dalam hadits lain:

إذا كان رمضان فتحت أبواب الرحمة، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين

“Jika bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dirantai.” (HR. Muslim No. 1079)

4. Disediakan Pintu Ar Rayyan bagi orang yang puasa

Haditsnya:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ
الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ
غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, yang akan
dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, dan
tidak ada yang memasuki melaluinya kecuali mereka. Dikatakan: “Mana
orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri, dan tidak ada yang
memasukinya seorang pun kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka
pintu itu ditutup, dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk
melaluinya.” (HR. Bukhari No. 1797, 3084, Muslim No. 1152, At Tirmidzi
No. 762, Ibnu Majah No. 1640)

5. Bau mulut orang puasa lebih Allah Ta’ala cinta di banding kesturi

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

… Demi Yang Jiwa Muhammad ada di tanganNya, bau mulut orang yang
berpuasa lebih Allah cintai u dibanding bau misk (kesturi) …” (HR.
Bukhari No. 1904 dan Muslim No. 1151)

10. Dua kebahagiaan bagi orang berpuasa

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه

“Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan: yaitu kebahagiaan ketika
berbuka, dan ketika berjumpa Rabbnya bahagia karena puasanya.” (HR.
Bukhari No. 1805, 7054. Muslim no. 1151. At Tirmidzi No. 766. An Nasa’i
No. 2211, 2212, 2213, 2215, 2216. Ibnu Majah No. 1638. Ad Darimi No.
1769. Ibnu Hibban No. 3423. Al Baihaqi dalam As Sunan No. 7898. Ibnu
Khuzaimah No. 1896. Abu Ya’la No. 1005. Ahmad No. 4256, dari Ibnu
Mas’ud. Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 10077. Abdurrazzaq No. 7898)

6. Keutamaan bersahur

Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ
أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya,
walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan
para malaikat mendoakan orang yang makan sahur. (HR. Ahmad No. 11086,
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: sanadnya shahih. Lihat Ta’liq
Musnad Ahmad No. 11086)

Dari Amru bin Al ‘Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السُّحُور

“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur.” (HR. Muslim No. 1096)

7. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertadarus Al Quran bersama Malaikat Jibril

Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:

وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

Jibril menemuinya (nabi) pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan
dia (Jibril) bertadarus Al Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220)

8. Memberikan makanan buat orang yang berbuka puasa

Dari Zaid bin Khalid Al Juhani Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang
berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut,
tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu. (HR. At Tirmidzi No. 807,
katanya: hasan shahih. Ahmad No. 21676, An Nasa’i dalam As Sunan Al
Kubra No. 3332. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3952. Dishahihkan
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6415. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan: hasan lighairih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No.
21676, Al Bazzar dalam Musnadnya No. 3775)

9.  I’tikaf di-‘asyrul awakhir (10 hari tertakhir) Ramadhan

Dari ‘Aisyah Radiallahu ‘Anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ
الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ
اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari
terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatka Allah, kemudian
istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu.(HR. Bukhari No. 2026, Muslim No.
1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي
كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ
فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam I’tikaf di setiap Ramadhan
10 hari, tatkala pada tahun beliau wafat, beliau I’tikaf 20 hari. (HR.
Bukhari No. 694, Ahmad No. 8662, Ibnu Hibban No. 2228, Al Baghawi No.
839, Abu Ya’la No. 5843, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan, 2/53)

10. Orang yang sia-sia puasanya

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari
puasanya kecuali hanya lapar saja. (HR. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No.
1690, Ad Darimi No. 2720)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan. (Ta’liq Musnad Ahmad No.
9685), Syaikh Husein Salim Asad mengatakan: hadits ini shahih. (Sunan Ad
Darimi No. 2720. Cet. 1, 1407H. Darul Kitab Al ‘Arabi, Beirut)