Selama ini, banyak dari kita yang hanya mementingkan IQ semata. Kita
bangga kalau anak juara olimpiade fisika namun kita menyepelekan jika
ada yang jago menari, pandai bergaul, pandai bahasa, olahraga dan
sejenisnya. Padahal kejeniusan bukan semata-mata memiliki IQ diatas 130,
namun jenius bisa dimiliki anak dibidang manapun (seni, olahraga,
sastra, kepemimpinan dll).
Berkaitan dengan kecerdasan, Howard
Gardner, dalam bukunya Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda),
membagi kecerdasan anak dalam spektrum yang cukup luas.
1. Kecerdasan matematika dan logika atau cerdas angka
Memuat
kemampuan seorang anak berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan
berpikir menurut aturan logika dan menganalisis pola angka-angka, serta
memecahkan masalah melalui kemampuan berpikir. Anak-anak dengan
kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi
kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
Mereka
menyenangi cara berpikir yang konseptual, misalnya menyusun hipotesis,
mengategori, dan mengklasifikasi apa yang dihadapinya. Anak-anak ini
cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan yang
tinggi dalam menyelesaikan problem matematika.
Bila kurang
memahami, mereka cenderung bertanya dan mencari jawaban atas hal yang
kurang dipahaminya. Anak-anak yang cerdas angka juga sangat menyukai
permainan yang melibatkan kemampuan berpikir aktif seperti catur dan
bermain teka-teki. Setelah remaja biasanya mereka cenderung menggeluti
bidang matematika atau IPA, dan setelah dewasa menjadi insinyur, ahli
teknik, ahli statistik, dan pekerjaan-pekerjaan yang banyak melibatkan
angka.
2. Kecerdasan bahasa atau cerdas kata
Memuat
kemampuan seorang anak untuk menggunakan bahasa dan kata-kata baik
secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk
mengekspresikan gagasannya. Anak-anak dengan kemampuan bahasa yang
tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang
berkaitan dengan bahasa seperti membaca, membuat puisi, dan menyusun
kata mutiara.
Anak-anak ini cenderung memiliki daya ingat yang
kuat akan nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang
sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara
mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal kemampuan menguasai bahasa baru,
anak-anak ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak-anak lainnya. Pada saat dewasa biasanya mereka akan menjadi
presenter, pengarang, penyair, wartawan, penerjemah, dan
profesi-profesi lain yang banyak melibatkan bahasa dan kata-kata.
3. Kecerdasan musikal atau cerdas musik
Memuat
kemampuan seorang anak untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang
berada di sekelilingnya, dalam hal ini adalah nada dan irama. Anak-anak
ini senang sekali mendengar nada-nada dan irama yang indah, mulai dari
senandung yang mereka lakukan sendiri, dari radio, kaset, menonton
orkestra, atau memainkan alat musik sendiri. Mereka lebih mudah
mengingat sesuatu dengan musik. Saat dewasa mereka dapat menjadi
penyanyi, pemain musik, komposer pencipta lagu, dan bidang-bidang lain
yang berhubungan dengan musik.
4. Kecerdasan visual spasial atau cerdas gambar
Memuat
kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai
hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak ini memiliki kemampuan
menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya, atau menciptakan
bentuk-bentuk tiga dimensi. Setelah dewasa biasanya mereka akan menjadi
pemahat, arsitek, pelukis, desainer, dan profesi lain yang berkaitan
dengan seni visual.
5. Kecerdasan kinestetik atau cerdas gerak
Memuat
kemampuan seorang anak untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian
atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai
masalah. Hal ini dapat dijumpai pada anak-anak yang unggul dalam bidang
olah raga, misalnya bulu tangkis, sepak bola, tenis, renang, basket, dan
cabang-cabang olah raga lainnya, atau bisa pula terlihat pada mereka
yang unggul dalam menari, bermain sulap, akrobat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang melibatkan keterampilan gerak tubuh.
6. Kecerdasan inter personal atau cerdas teman
Memuat
kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka
cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah
dalam bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan ini
disebut juga kecerdasan sosial, dimana seorang anak mampu menjalin
persahabatan yang akrab dengan teman-temannya, termasuk berkemampuan
memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antar teman, dan
memperoleh simpati dari anak yang lain. Setelah dewasa mereka dapat
menjadi aktivis dalam organisasi, public relation, pemimpin, manajer,
direktur, bahkan menteri atau presiden.
7. Kecerdasan intra personal atau cerdas diri
Memuat
kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri.
Mereka cenderung mampu mengenali kekuatan atau kelemahan dirinya
sendiri, senang mengintropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun
kelemahannya dan kemudian mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Beberapa di antara mereka cenderung menyenangi kesendirian dan
kesunyian, merenung dan berdialog dengan dirinya sendiri. Saat dewasa
biasanya mereka akan menjadi ahli filsafat, penyair, atau seniman.
8. Kecerdasan naturalis atau cerdas alam
Memuat
kemampuan seorang anak untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya
senang berada di lingkungan alam terbuka seperti cagar alam, gunung,
pantai, dan hutan. Mereka cenderung suka mengobservasi lingkungan alam
seperti aneka macam bebatuan, flora dan fauna, bahkan benda-benda di
ruang angkasa. Saat dewasa mereka dapat menjadi pecinta alam, pecinta
lingkungan, ahli geologi, ahli astronomi, penyayang binatang, dan
aktivitas-aktivitas lain yang berhubungan dengan alam dan lingkungan.
Dengan
konsep Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda) ini, Howard Gardner
ingin mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai
kecerdasan, bahwa seolah-olah kecerdasan hanya terbatas pada hasil tes
intelegensi yang sempit saja, atau hanya sekadar dilihat dari prestasi
yang ditampilkan seorang anak melalui ulangan maupun ujian di sekolah
belaka.
Anak-anak unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dengan
sendirinya, mereka memerlukan lingkungan subur yang diciptakan untuk
itu. Oleh karena itu diperlukan kesungguhan dari orang tua dan pendidik
untuk secara tekun dan rendah hati mengamati dan memahami potensi anak
atau murid dengan segala kelebihan maupun kekurangannya, dan menghargai
seriap bentuk kecerdasan yang berlainan.
Nah, termasuk kategori
yang mana kecerdasan sobat baraya waktu kecil dahulu atau kecerdasan
putra-putri sobat baraya? Ataukah kecerdasan kita termasuk perpaduan
dari dua atau lebih dari tipe kecerdasan yang ada?
(sumber: http://www.otaktengahindonesia.com)