Memiliki anak yang berkarakter sesuai agama Islam sangat menjadi dambaan setiap orang tua dan harapan semua orang untuk meneruskan estafet kepemimpinan dan pewaris akhlak yang mulia. Karenanya, orangtua perlu berikhtiar untuk mendidik anaknya dengan baik,
agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Bagaimana caranya?
agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Bagaimana caranya?
Ada 4 pilar dalam membentuk karakter anak muslim. Pertama
adalah pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh
aspek kehidupan. mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. dengan itu anak akan terbiasa dengan budaya-budaya yang Islami. Diajarkan wudlu, sholat, mengaji. ketika menyetel musik diusahakan lagu-lagu atau murottal Islami.
adalah pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh
aspek kehidupan. mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. dengan itu anak akan terbiasa dengan budaya-budaya yang Islami. Diajarkan wudlu, sholat, mengaji. ketika menyetel musik diusahakan lagu-lagu atau murottal Islami.
Kedua,
perlunya mengembangan multi kecerdasan anak. Jadi selain memacu prestasi akademik, orang tua juga ikut menggali potensi anak yang sebenarnya itu yang merupakan kecerdasan anak yang sebenarnya. misal dilatih mental, kepercaya dirian, ketrampilan dan lain sebagainya. sehingga memiliki kemampuan yang lebih selain kemampuan akademik. karena setiap
anak pasti memiliki kecenderungan jenis kecerdasan tertentu.
Kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan.
Para orangtua atau guru bisa berperan dalam proses pencarian kecerdasan
ini, sehingga potensi dan bakat anak dapat dikembangkan secara optimal.
perlunya mengembangan multi kecerdasan anak. Jadi selain memacu prestasi akademik, orang tua juga ikut menggali potensi anak yang sebenarnya itu yang merupakan kecerdasan anak yang sebenarnya. misal dilatih mental, kepercaya dirian, ketrampilan dan lain sebagainya. sehingga memiliki kemampuan yang lebih selain kemampuan akademik. karena setiap
anak pasti memiliki kecenderungan jenis kecerdasan tertentu.
Kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan.
Para orangtua atau guru bisa berperan dalam proses pencarian kecerdasan
ini, sehingga potensi dan bakat anak dapat dikembangkan secara optimal.
Ketiga, pembentukan kebiasaan. Dalam upaya membentuk anak muslim yang berkarakter, habbit
(kebiasaan) menjadi salah satu pilar penting yang tidak boleh
diabaikan. Dalam hal ini, anak tidak hanya
dididik untuk tahu (kognitif), mampu (bisa/keterampilan), dan mau
(kesadaran), namun juga terbentuk (terinternalisasi menjadi bagian dari
kepribadian).
(kebiasaan) menjadi salah satu pilar penting yang tidak boleh
diabaikan. Dalam hal ini, anak tidak hanya
dididik untuk tahu (kognitif), mampu (bisa/keterampilan), dan mau
(kesadaran), namun juga terbentuk (terinternalisasi menjadi bagian dari
kepribadian).
Sebagai contoh, shalat tidak hanya diajarkan dari sudut kaifiyat (tata
pelaksanaannya)-nya saja, namun harus melalui penyadaran, belajar
langsung dari praktik keseharian, pembiasaan, dan keteladanan. Demikian
juga pada aspek-aspek yang lain.
pelaksanaannya)-nya saja, namun harus melalui penyadaran, belajar
langsung dari praktik keseharian, pembiasaan, dan keteladanan. Demikian
juga pada aspek-aspek yang lain.
Keempat adalah keteladanan (uswatun hasanah).
Keteladanan menjadi faktor superpenting dalam membentuk pribadi anak
yang berkualitas dan berkarakter. Orantua harus menjadi contoh nyata (uswatun hasanah) bagi anak-anaknya.
Keteladanan menjadi faktor superpenting dalam membentuk pribadi anak
yang berkualitas dan berkarakter. Orantua harus menjadi contoh nyata (uswatun hasanah) bagi anak-anaknya.
Itu tadi 4 pilar dalam membentuk karakter anak muslim, sehingga bisa muncul generasi yang berkualitas bagi umat Islam.